Pengadaan infrastruktur dalam sebuah operasional di suatu perusahaan memanglah sangat penting. Apalagi digunakan untuk operasional perusahaan dalam sekala besar, pastinya infrastruktur yang memadai diperlukan untuk menunjang aktifitas sebuah perusahaan. Namun bagaimana jadinya bila sebuah bank ternyata menggunakan router dengan harga tidak sampai 200.000 Rupiah alias 10 USD doang?
Baru-baru ini disebutkan bahwa bank yang terletak di Bangladesh merugi cukup besar. Dilansir dari BBC, Senin (25/4/2016), dikatakan bahwa bank sentral di Bangladesh merugi hingga 1 triliun Rupiah. Hal ini lantaran bank tersebut menggunakan router murahan pada jaringan yang menghubungkan ke jaringan keuangan global. Tidak hanya menggunakan router murah, dikatakan juga bahwa router yang digunakan ini adalah router bekas.
Disinyalir hal inilah yang membuat bank tersebut merugi mencapai 1 triliun Rupiah, karena digasak oleh para hacker alias peretas. Kasus ini terjadi pada bulan Februari lalu, dimana para peretas berhasil masuk ke jaringan utama bank sentral Bangladesh melalui router murahan tersebut. Lalu para peretas ini mendapatkan hak istemewa melalui perangkat roter tersebut, dan mengirimkan sejumlah uang ke beberapa rekening.
Yang membuat para peretas ini diketahui oleh pihak bank adalah, mereka salah dalam pengejaan nama saat hendak mengirimkan uang, sehingga membuat aksi ini diketahui oleh pihak bank. Kabarnya, para peretas ini mentargetkan pencurian hingga senilai 1 miliar USD, namun karena diketahui oleh pihak bank, mereka hanya mampu mengambil 81 juta USD atau setara dengan 1 triliun Rupiah.
Setelah dilacak, uang yang dicuri tersebut kabarnya dikirimkan ke beberapa rekening di Filipina yang rata-rata menuju ke tempat judi atau kasino. Hingga saat ini, sebagian uang tersebut kabarnya belum pulih dan masih dalam tahap penyeledikan.
Pakar keamanan bank dari berbagai negara pun mengatakan hal yang sama, dimana seharusnya bank ini setidaknya menggunakan perangkat router yang lebih terjamin dengan mengeluarkan uang yang tidak seberapa. Terlebih lagi firewall, untuk menghambat akses para peretas masuk ke jaringan utama bank tersebut.
No comments: